Multiplier atau angka pengganda adalah hubungan kausalantara variabel tertentu dengan variabel pendapatan nasional. Jika angka pengganda tersebut mempunyai angka yang tinggi, maka perubahan yang terjadi pada variabel tersebut akan mempengaruhi terhadap tingkat pendapatan nasional juga besar dan sebalikanya. Perubahan pendapatan nasional itu ditunjukan oleh suatu angka pelipat yang disebut dengan koefisien multiplier.
Syarat-syarat agar kenaikan pendapatan nasional berlipat ganda jika dibandingkan dengan bertambahnya investasi adalah sebagai berikut :
1. Jika penerima pendapatan itu segera membelanjakan kembali uang yang diterima.
2. Jika uang yang diterima itu dibelanjkana untuk produksi dalam negeri. Jika dibelanjakan untuk produk luar negeri, maka proses penambahan pendapatan akan terjadi di luar negeri. Proses pemindahan keluar negeri ini disebut kebocoran (Leakage).
3. Proporsi tambahan pendapatan yang dibelanjakan kembali tetap.
Pendapatan nasional berubah sebagai akibat dari perubahan nilai komponen sebagai berikut
1. Investasi (I).
2. Comsumsi (C).
3. Pengeluaran Pemerintah (G).
4. Expor & Impor (X/M).
Ada beberapa pengertian dari angka pengganda uang yaitu:
Money Multiplier atau angka pengganda uang adalah merupakan proses
pasar yaitu penyesuaian antara permintaan dan penawaran uang
(Nilawati,
2000:162).
“Money Multiplier is the number
of
deposit (loan) dollars that the banking
.system can create from
$1
of
excess reserves; equal
to 1
required reserve
ratio” (Schiller, 1996:279
-
280).
Dari pengertian diatas dapat dijelaskan bahwa angka pengganda uang atau
money multiplier ada hubungannya dengan cadangan dollar, sistem perbankan
dengan kurs dollar
“Money Multiplier
is
ratio
of
the changes
in
the quantity
of
money to the
changes
in
the monetary base”
(Parkin, 1993
:768).
Monetary base (uang primer) adalah jumlah uang kartal ditambah cadangan
bank. Jika monetary base naik, maka uang kartal dan cadangan bank juga
naik. Sedangkan jika cadangan bank naik maka dapat menciptakan pinjaman
dan tambahan uang yang beredar.
Money Multiplier adalah proses penciptaan uang
secara
sederhana oleh
bank
umum, yaitu sebagai berikut:
Contoh: Bank Nasional memberikan pinjaman kepada Tuan Abdulah sebesar
Rp
1
juta. Asumsi tidak ada kebocoran kas, Tuan Abdulah menyimpan uang
Rp
1
juta tersebut ke
Bank
Perdana dalam bentuk giro (demand deposit),
Page 6
Page 7
Page 8
16
Perkembangan sistem NOW (giro tanpa bunga) dan pasar uang membuat
makin luasnya pengertian
M1
dengan memasukkan juga NOW dan rekening-
rekening yang serupa pada koperasi simpan-pinjam dan bank-bank tabungan
(selain uang kartal yang biasa kita lihat dan deposito).
Jumlah uang beredar (JUB) yaitu M1 (uang dalam arti sempit) yang terdiri
dari uang kartal dan uang giral, dan M2 (uang dalam arti luas) yang terdiri dari
M1
ditambah uang kuasi (Nilawati,
2000: 162).
Uang kartal (currencies) adalah uang yang dikeluarkan oleh pemerintah
dan atau bank sentral dalam bentuk uang kertas atau uang logam. Uang
giral
(deposit
money) adalah uang yang dikeluarkan oleh suatu bank umum. Contoh
uang giral adalah cek, bilyet giro. Uang kuasi meliputi:
Tabungan (saving deposit) adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat
dilakukan menurut syarat tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik
dengan cek atau alat yang dapat dipersamakan dengan itu. Simpanan adalah
dana yang dipercayakan oleh masyarakat kepada BPR.
Deposito berjangka (time deposit) adalah simpanan yang penarikannya hanya
dapat dilakukan pada waktu tertentu menurut perjanjian antara penyimpanan
dengan
BPR
bersangkutan.
Sertifikat deposito adalah deposito berjangka yang buku simpanannya dapat
diperdagangkan .
(Subagyo, 1997: 10,72
-
73).
Menurut Dombush ada beberapa cara untuk mempengaruhi uang beredar,
salah satunya yaitu melalui koefisien angka pengganda uang. Nilai koefisien
16
Perkembangan sistem NOW (giro tanpa bunga) dan pasar uang membuat
makin luasnya pengertian
M1
dengan memasukkan juga NOW dan rekening-
rekening yang serupa pada koperasi simpan-pinjam dan bank-bank tabungan
(selain uang kartal yang biasa kita lihat dan deposito).
Jumlah uang beredar (JUB) yaitu M1 (uang dalam arti sempit) yang terdiri
dari uang kartal dan uang giral, dan M2 (uang dalam arti luas) yang terdiri dari
M1
ditambah uang kuasi (Nilawati,
2000: 162).
Uang kartal (currencies) adalah uang yang dikeluarkan oleh pemerintah
dan atau bank sentral dalam bentuk uang kertas atau uang logam. Uang
giral
(deposit
money) adalah uang yang dikeluarkan oleh suatu bank umum. Contoh
uang giral adalah cek, bilyet giro. Uang kuasi meliputi:
Tabungan (saving deposit) adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat
dilakukan menurut syarat tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik
dengan cek atau alat yang dapat dipersamakan dengan itu. Simpanan adalah
dana yang dipercayakan oleh masyarakat kepada BPR.
Deposito berjangka (time deposit) adalah simpanan yang penarikannya hanya
dapat dilakukan pada waktu tertentu menurut perjanjian antara penyimpanan
dengan
BPR
bersangkutan.
Sertifikat deposito adalah deposito berjangka yang buku simpanannya dapat
diperdagangkan .
(Subagyo, 1997: 10,72
-
73).
Menurut Dombush ada beberapa cara untuk mempengaruhi uang beredar,
salah satunya yaitu melalui koefisien angka pengganda uang. Nilai koefisien
Page 9
17
angka pengganda uang tergantung pada nilai dari uang kartal dan cadangan bank.
Semakin kecil nilai dari rasio tersebut, semakin besar nilai koefisien angka
pengganda uang. Nilai uang kartal yang rendah berarti masyarakat lebih suka
menyimpan uang tunainya di bank daripada di rumah. Selanjutnya
nilai
cadangan
bank yang rendah berarti lebih banyak uang giral yang bisa diciptakan dari setiap
rupiah uang inti yang dipegang bank. Bagian dari jumlah uang beredar yang
dipegang masyarakat dalam bentuk uang tunai merupakan pencerminan kehendak
dan perilaku masyarakat (Nilawati,
2000: 160).
Menurut Friedman, terdapat lima faktor yang menentukan permintaan
akan uang yaitu:
1.
Kegunaan atau manfaat persediaan uang (money balance)
2. Tingkat harga
3.
Tingkat pendapatan riil
4. Sukubunga
5.
Tingkat perubahan dalam tingkat harga
(Nilawati,
2000: 161).
Terdapat tiga pelaku utama dalam pasar uang menurut perannya dalam
proses penciptaan uang, yaitu:
1.
Otorita Moneter (bank sentral dan pemerintah)
Otorita moneter mempunyai peran utama sebagai sumber awal terciptanya
uang beredar. Kelompok ini merupakan sumber penawaran uang kartal
yang menjadi sumber untuk memenuhi permintaan masyarakat akan uang,
disisi lain juga merupakan sumber penawaran uang (dikenal sebagai
17
angka pengganda uang tergantung pada nilai dari uang kartal dan cadangan bank.
Semakin kecil nilai dari rasio tersebut, semakin besar nilai koefisien angka
pengganda uang. Nilai uang kartal yang rendah berarti masyarakat lebih suka
menyimpan uang tunainya di bank daripada di rumah. Selanjutnya
nilai
cadangan
bank yang rendah berarti lebih banyak uang giral yang bisa diciptakan dari setiap
rupiah uang inti yang dipegang bank. Bagian dari jumlah uang beredar yang
dipegang masyarakat dalam bentuk uang tunai merupakan pencerminan kehendak
dan perilaku masyarakat (Nilawati,
2000: 160).
Menurut Friedman, terdapat lima faktor yang menentukan permintaan
akan uang yaitu:
1.
Kegunaan atau manfaat persediaan uang (money balance)
2. Tingkat harga
3.
Tingkat pendapatan riil
4. Sukubunga
5.
Tingkat perubahan dalam tingkat harga
(Nilawati,
2000: 161).
Terdapat tiga pelaku utama dalam pasar uang menurut perannya dalam
proses penciptaan uang, yaitu:
1.
Otorita Moneter (bank sentral dan pemerintah)
Otorita moneter mempunyai peran utama sebagai sumber awal terciptanya
uang beredar. Kelompok ini merupakan sumber penawaran uang kartal
yang menjadi sumber untuk memenuhi permintaan masyarakat akan uang,
disisi lain juga merupakan sumber penawaran uang (dikenal sebagai
Page 10
reserve hank) yang dibutuhkan oleh lembaga-lembaga keuangan. Dengan
demikian uang kartal (currency) dan cadangan bank adalah uang inti atau
uang primer.
2. Lembaga Keuangan (bank dan bukan bank)
Lembaga keuangan dapat berbentuk bank atau bukan bank. Peran utama
kelompok ini adalah sebagai sumber penawaran uang giral (demand
deposit), deposito berjangka (time deposit), simpanan tabungan (saving
deposit) serta aktiva-aktiva keuangan lain yang dibutuhkan masyarakat.
Seluruh jenis penawaran tersebut dikenal juga sebagai uang sekunder.
3.
Masyarakat (rumah tangga dan produsen)
Masyarakat sebagai pelaku pasar uang ketiga dapat diartikan sebagai
konsumen
akhir
uang
yang
tercipta. Uang yang diperoleh dalam
hal
ini
dapat digunakan untuk memperlancar kegiatan-kegiatan produksi,
konsumsi, dan pertukaran.
(Subagyo,
1997 :37).
Perkembangan base money (uang primer) banyak dipengaruhi oleh jumlah
uang kertas atau
logam
yang beredar
di
masyarakat. Base money memiliki dua
komponen utama yang memiliki sifat sendiri-sendiri. Komponen pertama berupa
uang kertas dan uang logam yang diedarkan. Ini berarti semua uang logam dan
kertas yang berada ditangan masyarakat, brankas perusahaan dan sebagainya.
Komponen kedua adalah saldo
giro
bank pada BI. Ini adalah semua rekening
bank-bank komersial
yang
ada di
BI
sehingga dapat setiap saat dipergunakan
untuk
penarikan uang kertas, pembelian surat berharga dari SBI, maupun
reserve hank) yang dibutuhkan oleh lembaga-lembaga keuangan. Dengan
demikian uang kartal (currency) dan cadangan bank adalah uang inti atau
uang primer.
2. Lembaga Keuangan (bank dan bukan bank)
Lembaga keuangan dapat berbentuk bank atau bukan bank. Peran utama
kelompok ini adalah sebagai sumber penawaran uang giral (demand
deposit), deposito berjangka (time deposit), simpanan tabungan (saving
deposit) serta aktiva-aktiva keuangan lain yang dibutuhkan masyarakat.
Seluruh jenis penawaran tersebut dikenal juga sebagai uang sekunder.
3.
Masyarakat (rumah tangga dan produsen)
Masyarakat sebagai pelaku pasar uang ketiga dapat diartikan sebagai
konsumen
akhir
uang
yang
tercipta. Uang yang diperoleh dalam
hal
ini
dapat digunakan untuk memperlancar kegiatan-kegiatan produksi,
konsumsi, dan pertukaran.
(Subagyo,
1997 :37).
Perkembangan base money (uang primer) banyak dipengaruhi oleh jumlah
uang kertas atau
logam
yang beredar
di
masyarakat. Base money memiliki dua
komponen utama yang memiliki sifat sendiri-sendiri. Komponen pertama berupa
uang kertas dan uang logam yang diedarkan. Ini berarti semua uang logam dan
kertas yang berada ditangan masyarakat, brankas perusahaan dan sebagainya.
Komponen kedua adalah saldo
giro
bank pada BI. Ini adalah semua rekening
bank-bank komersial
yang
ada di
BI
sehingga dapat setiap saat dipergunakan
untuk
penarikan uang kertas, pembelian surat berharga dari SBI, maupun
Page 11
diperdagangkan dalam pasar uang diantara sesama bank. Komponen kedua ini
sebagian dipergunakan bank-bank untuk pemenuhan kewajiban bank-bank yaitu
berupa giro wajib minunum
(GWM)
selebihnya bagian tersebut dapat
dimanfaatkan untuk mencari pendapatan bagi bank-bank tersebut, yaitu dengan
menggunakannnya untuk melakukan pembelian swat berharga maupun
diperdagangkan dalam pasar uang. Bagian inilah yang pada akhirnya merupakan
komponen yang menjadi sasaran pengendalian moneter bank indonesia. Dalam
konteks saat ini, pengendalian tersebut dilakukan dengan melalui operasi pasar
terbuka, yaitu melalui penjualan Sertifikat Bank Indonesia (SBI) maupun
transaksi ikutannya atau Repo atau Repurchase Agreement (Jawa Pos,
10
September 2001
).
2.2. TAUTAN ANTAR KONSEP
Hubungan antara jumlah uang beredar dengan pengeluaran pemerintah,
cadangan devisa dan pengganda uang digambarkan dalam bagan kerangka
pemikiran. Artinya bila pengeluaran pemerintah naik inaka jumlah uang beredar
juga naik, karena pengeluaran pemerintah dibiayai dengan nilai rupiah. Sedangkan
hubungan antara cadangan devisa dengan jumlah uang beredar yaitu bila
cadangan devisa naik maka secara otomatis jumlah uang beredar naik. Karena
cadangan devisa yang ada biasanya dibelanjakan untuk pengeluaran tahiui itu juga
dan ditukarkan dengan uang rupiah. Sedangkan hubungannya dengan angka
pengganda uang yaitu naiknya angka pengganda uang berpengaruh terhadap
kenaikan jumlah uang beredar. Angka pengganda uang sendiri dipengaruhi oleh
diperdagangkan dalam pasar uang diantara sesama bank. Komponen kedua ini
sebagian dipergunakan bank-bank untuk pemenuhan kewajiban bank-bank yaitu
berupa giro wajib minunum
(GWM)
selebihnya bagian tersebut dapat
dimanfaatkan untuk mencari pendapatan bagi bank-bank tersebut, yaitu dengan
menggunakannnya untuk melakukan pembelian swat berharga maupun
diperdagangkan dalam pasar uang. Bagian inilah yang pada akhirnya merupakan
komponen yang menjadi sasaran pengendalian moneter bank indonesia. Dalam
konteks saat ini, pengendalian tersebut dilakukan dengan melalui operasi pasar
terbuka, yaitu melalui penjualan Sertifikat Bank Indonesia (SBI) maupun
transaksi ikutannya atau Repo atau Repurchase Agreement (Jawa Pos,
10
September 2001
).
2.2. TAUTAN ANTAR KONSEP
Hubungan antara jumlah uang beredar dengan pengeluaran pemerintah,
cadangan devisa dan pengganda uang digambarkan dalam bagan kerangka
pemikiran. Artinya bila pengeluaran pemerintah naik inaka jumlah uang beredar
juga naik, karena pengeluaran pemerintah dibiayai dengan nilai rupiah. Sedangkan
hubungan antara cadangan devisa dengan jumlah uang beredar yaitu bila
cadangan devisa naik maka secara otomatis jumlah uang beredar naik. Karena
cadangan devisa yang ada biasanya dibelanjakan untuk pengeluaran tahiui itu juga
dan ditukarkan dengan uang rupiah. Sedangkan hubungannya dengan angka
pengganda uang yaitu naiknya angka pengganda uang berpengaruh terhadap
kenaikan jumlah uang beredar. Angka pengganda uang sendiri dipengaruhi oleh
Page 12
faktor pendapatan masyarakat, suku bunga, harapan masyarakat mengenai
perekonomian dan penentuan cadangan wajib. Untuk menekan jumlah uang
beredar, otoritas moneter mengeluarkan kebijakan moneter diantaranya operasi
pasar terbuka, cadangan wajib, fasilitas diskonto, dan moral suasion atau imbauan
(Nilawati,
2000:159).
2.3.
KERANGKA PEMIKIRAN
Pengeluaran Pemerintah
\
JUB (M2) Di
Indonesia pada
waktu
sebelum
krisis,
sesudah
krisis,
dan secara
keseluruhan
Angka Pengganda Uang
1. Operasi pasar
terbuka
2.
Fasilitas diskonto
3.
Cadangan
wajib
4.
Moral Suasion
Gambar
2.1
Kerangka Pemikiran
Pengaruh Pengeluaran Pemerintah, Cadangan Devisa, dan Angka Pengganda
Uang Terhadap JUB
(M2)
Sebelum Krisis,
Sesudah Krisis,
dan Secara
Keseluruhan
Sumber: Nilawati,
2000: 160.
faktor pendapatan masyarakat, suku bunga, harapan masyarakat mengenai
perekonomian dan penentuan cadangan wajib. Untuk menekan jumlah uang
beredar, otoritas moneter mengeluarkan kebijakan moneter diantaranya operasi
pasar terbuka, cadangan wajib, fasilitas diskonto, dan moral suasion atau imbauan
(Nilawati,
2000:159).
2.3.
KERANGKA PEMIKIRAN
Pengeluaran Pemerintah
\
JUB (M2) Di
Indonesia pada
waktu
sebelum
krisis,
sesudah
krisis,
dan secara
keseluruhan
Angka Pengganda Uang
1. Operasi pasar
terbuka
2.
Fasilitas diskonto
3.
Cadangan
wajib
4.
Moral Suasion
Gambar
2.1
Kerangka Pemikiran
Pengaruh Pengeluaran Pemerintah, Cadangan Devisa, dan Angka Pengganda
Uang Terhadap JUB
(M2)
Sebelum Krisis,
Sesudah Krisis,
dan Secara
Keseluruhan
Sumber: Nilawati,
2000: 160.
Page 13
21
Pribadi
-
100
adaperubahan
+100
Instrumen kebijakan moneter yang dapat dipakai untuk mengendalikan
Bank Komersial
!
di
i
bank
Sentral)
jumlah uang beredar dalam arti luas (M2) adalah:
1.
Operasi Pasar Terbuka adalah pembelian atau penjualan swat-swat berharga
pemerintah di pasar terbuka.
Pembelian Surat Berharga di Pasar Terbuka.
Tabel
2.2
Mekanisme Operasi Pasar Terbuka
Dengan Pembelian Surat Berharga di Pasar Terbuka
Bank
Sentral
bligasi
Sumber: Lipsey,
1990:
220
-
224.
Bank Sentral membeli surat berharga dari sebuah rumahtangga, maka
rumah tangga menerima pembayaran (cek) dari Bank Sentral. Pada saat
rumahtangga memasukkan cek ini ke dalam rekening bank komersialnya
sendiri, maka bank komersial pada posisi telah menaikkan hutang
deposito
21
Pribadi
-
100
adaperubahan
+100
Instrumen kebijakan moneter yang dapat dipakai untuk mengendalikan
Bank Komersial
!
di
i
bank
Sentral)
jumlah uang beredar dalam arti luas (M2) adalah:
1.
Operasi Pasar Terbuka adalah pembelian atau penjualan swat-swat berharga
pemerintah di pasar terbuka.
Pembelian Surat Berharga di Pasar Terbuka.
Tabel
2.2
Mekanisme Operasi Pasar Terbuka
Dengan Pembelian Surat Berharga di Pasar Terbuka
Bank
Sentral
bligasi
Sumber: Lipsey,
1990:
220
-
224.
Bank Sentral membeli surat berharga dari sebuah rumahtangga, maka
rumah tangga menerima pembayaran (cek) dari Bank Sentral. Pada saat
rumahtangga memasukkan cek ini ke dalam rekening bank komersialnya
sendiri, maka bank komersial pada posisi telah menaikkan hutang
deposito
Page 14
Page 15
23
Bank Sentral
telah mengurangi hartanya sebesar nilai surat berharganya
yang dijual dan mengurangi hutangnya dalam bentuk deposito bank
komersial. Rumahtangga telah menaikkan simpanan surat berharga dan
mengurangi rekening gironya pada bank komersial. Bank komersial
tersebut telah mengurangi hutang depositonya kepada rumahtangga dan
mengurangi cadangannya (sebagai deposito di Bank Sentral) dengan
jumlah yang sama. Pada saat Bank Sentralmenjual surat-suratberharga di
pasar terbuka, cadangan bank komersial akan
turun.
Bank-bank ini akan
dipaksa
untuk
mengurangideposito, dengan demikianmengurangijumlah
uang beredar.
2.
Fasilitas Diskonto adalah tingkat dimana Bank Sentral akan meminjamkan
dana kepada bank anggota yang perlu mengisi cadangannya. Bank Sentral
hanya memenuhi permintaan jangka pendek. Bank Sentral juga berperan
penting dalam membantu bank-bank untuk memenuhi cadangan wajibnya
pada saat penjualan di pasar terbuka oleh bank sentral mengakibatkan
penurunan tiba-tiba pada cadangan bank.
3.
Cadangan Wajib adalah rasio cadangan wajib minimum yang ditetapkan oleh
Bank Sentral terhadap bank Umum
23
Bank Sentral
telah mengurangi hartanya sebesar nilai surat berharganya
yang dijual dan mengurangi hutangnya dalam bentuk deposito bank
komersial. Rumahtangga telah menaikkan simpanan surat berharga dan
mengurangi rekening gironya pada bank komersial. Bank komersial
tersebut telah mengurangi hutang depositonya kepada rumahtangga dan
mengurangi cadangannya (sebagai deposito di Bank Sentral) dengan
jumlah yang sama. Pada saat Bank Sentralmenjual surat-suratberharga di
pasar terbuka, cadangan bank komersial akan
turun.
Bank-bank ini akan
dipaksa
untuk
mengurangideposito, dengan demikianmengurangijumlah
uang beredar.
2.
Fasilitas Diskonto adalah tingkat dimana Bank Sentral akan meminjamkan
dana kepada bank anggota yang perlu mengisi cadangannya. Bank Sentral
hanya memenuhi permintaan jangka pendek. Bank Sentral juga berperan
penting dalam membantu bank-bank untuk memenuhi cadangan wajibnya
pada saat penjualan di pasar terbuka oleh bank sentral mengakibatkan
penurunan tiba-tiba pada cadangan bank.
3.
Cadangan Wajib adalah rasio cadangan wajib minimum yang ditetapkan oleh
Bank Sentral terhadap bank Umum
Posted by: vyanchina on: 8 Mei 2009
DIPOSKAN OLEH JIMMY DI 07:35
Tidak ada komentar:
Posting Komentar